budayakan Ilmu, Amal dan Dakwah ( silakan muat turun )

Followers

Monday, October 18, 2010

salam.. alhikam 3.( ibnu 'athoillah assakandari)


AL HIKAM – 3

Tanamlah dirimu dalam tanah kerendahan, sebab tiap sesuatu yang tumbuh tetapi tidak ditanam, maka tidak sempurna hasil buahnya.

Tiada sesuatu yang lebih bahaya bagi seorang yang beramal, daripada menginginkan kedudukan dan terkenal di tengah-tengah masyarakat pergaulan. Dan ini termasuk keinginan hawa nafsu yang utama.

Rasulullah Saw Bersabda :
Siapa yang merendah diri maka Allah akan memulyakannya, dan siapa yang sombong (besar diri), Allah akan menghinanya

Mu’aadz binJabal ra berkata : bersabda Rasululah Saw:
Sesungguhnya sedikit riyaa’ itu sudah termasuk syirik. Dan siapa yang memusuhi seorang waliyullah, berarti telah melawan berperang kepada Allah. Dan Allah kasih sayang kepada hamba yang taqwa, yang tersembunyi (tidak terkenal), yang bila tidak ada – tidak dicari, dan bila hadir – tidak dipanggil, dan tidak dikenal. Hati mereka sebagai pelita hidayah, mereka terhindar dari segala kegelapan kesukaran

Bagaimana akan dapat terang hati seorang yang gambar dunia ini terlukis dalam lensa/cermin hatinya. Atau bagaimana akan pergi menuju Allah, padahal ia masih terikat (terbelenggu) oleh syahwat hawa nafsunya. Atau bagaimana akan dapat masuk kehadirot Allah, padahal ia belum bersih (suci) dari kelalaiannya. Atau bagaimana mengharap akan mengerti rahasia yang halus (dalam), padahal ia belum tobat dari kekeliruan-kekliruannya

Berkumpulnya dua hal yang berlawanan dalam satu tempat dan masa, mustahil (tidak mungkin), sebagaimana berkumpulnya antara diam dengan gerak, antara cahaya terang dengan gelap. Demikian pula nur (cahaya) iman berlawanan dengan gelap yang disebabkan karena selalu masih berharap/menyandar kepada sesuatu selain Allah. Demikian pula berjalan menuju kepada Allah harus bebas dari belenggu hawa nafsu supaya sampai kepada Allah.

Rasulullah Saw bersabda :
“Siapa yang mengamalkan (melaksanakan) apa-apa yang telah diketahui, maka Allah akan mewariskan kepadanya pengetahuan apa-apa yang belum ia ketahui.

Abu Sulaiman berkata : Apabila jiwa (hati) manusia benar-benar berjanji akan meninggalkan semua dosa, niscaya akan terbang ke alam malakut (di langit), kemudian kembali membawa berbagai ilmu hikmah tanpa berhajat kepada guru.

Tuesday, October 12, 2010

salam.. alhikam 2.( ibnu 'athoillah assakandari)


AL HIKAM – 2

Apabila Tuhan membukakan bagimu suatu jalan untuk ma’rifat (mengenal pada-Nya), maka jangan menghiraukan soal amalmu yang masih sedikit, sebab Tuhan tidak membukakan bagimu, melainkan Ia akan memperkenalkan diri kepadamu. Tidakkah kau ketahui bahwa ma’rifat itu semata-mata pemberian karunia Allah kepadamu, sedang amal perbuatanmu adalah hadiah daripadamu, maka dimanakah letak perbandingannya, antara hadiahmu dengan pemberian karunia Allah kepadamu.

Ma’rifat (mengenal) kepada Allah, itulah puncak keuntungan bagi seorang hamba, maka apabila Tuhan telah membukakan bagimu suatu jalan untuk mengenal kepada-Nya, maka tidak usah kau hiraukan berapa banyak amal perbuatanmu, meskipun masih sangat sedikit amal kebaikanmu. Sebab ma’rifat itu suatu karunia pemberian langsung dari Allah, maka ia sekali-kali tidak tergantung kepada banyak atau sedikitnya amal kebaikan.

Bersabda Rasulullah Saw : Allah bersabda: : Apabila Aku menguji hamba-Ku yang beriman, kemudian ia tidak mengeluh kepada pengunjung-pengunjungnya, maka Aku lepaskan ia dari ikatan-Ku dan Aku gantikan baginya daging dan darah yang lebih baik dari semula, dan ia boleh memperbaharui amal, sebab yang lalu telah diampuni semuanya.

Diriwatkan : Allah telah menurunkan wahyu kepada salah seorang Nabi Saw : Aku telah menurunkan bala (ujian) kepada seorang hamba, maka ia berdoa, dan tetap Aku tunda permintaannya, akhirnya ia mengeluh, maka Aku berkata kepadanya : Hamba-Ku, bagaimana Aku akan melepaskan daripadamu rahmat yang justru bala’ itu mengandung rakhmat-Ku.
Karena dengan segala kelakuan kebaikanmu, engkau tidak dapat sampai ke tingkat yang akan Aku berikan kepadamu, maka dengan bala’ itulah engkau dapat mencapai tingkat dan kedudukan disisi Allah.

Alam itu kesemuanya berupa kegelapan, sedang yang meneranginya, hanya karena tampaknya Haq (Allah) padanya, maka siapa yang melihat alam kemudian tidak melihat Allah didalamnya, atau padanya, atau sebelumnya, atau sesudahnya, maka benar-benar ia telah disilaukan oleh nur cahaya, dan tertutup baginya surya (nur) ma’rifat oleh tebalnya awan benda-benda alam ini.
Alam semesta yang mulanya tidak ada memang gelap, sedangkan yang mendhahirkannya sehingga berupa kenyataan, hanyalah kekuasaan Allah padanya, oleh karena itu siapa yang melihat sesuatu benda alam ini, kemudian tidak terlihat olehnya kebesaran kekuasaan Allah yang ada pada benda itu, sebelum atau sesudahnya, berarti ia telah disilaukan oleh cahaya. Bagaikan ia melihat cahaya yang kuat, lalu ia mengira tidak ada bola yang menimbulkan cahaya itu. Maka semua seisi alam ini bagaikan sinar, sedang yang hakiki (sebenarnya) terlihat itu semata-mata kekuasaan zat Allah Swt.

salam.. alhikam 1.( ibnu 'athoillah assakandari)


AL HIKAM –1

Janganlah kelambatan masa pemberian Allah kepadamu (padahal engkau bersungguh-sungguh dalam berdoa) menyebabkan patah harapan, sebab Allah telah menjamin menerima semua do’a dalam apa yang Ia kehendaki untukmu, bukan menurut kehendakmu dan pada waktu yang ditentukan-Nya, bukan pada waktu yang engkau tentukan.

Firman Allah :
Allah yang menjadikan segala yang dikehendaki-Nya dan memilihnya sendiri, tiada hak bagi mereka untuk memilih.

Sebaiknya seorang hamba (yang tidak mengetahui apa yang akan terjadi) mengakui kebodohan dirinya, sehingga tidak memilih sesuatu yang tampak baginya (sepintas lalu) baik, padahal ia tidak mengetahui bagaimana akibatnya. Karena itu bila Tuhan yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana memilihkan untukmu sesuatu, hendaknya engkau rela dan menerima pilihan Tuhan itu, walaupun pada lahirnya pahit dan pedih rasanya, namun itulah yang terbaik bagimu. Karena itu apabila berdoa, kemudian belum juga tercapai keinginanmu, janganlah keburu patah harapan.

Firman Allah :
Mungkin kamu membenci sesuatu padahal itulah yang baik bagimu, dan mungkin kamu suka pada sesuatu padahal itu tidak baik bagimu, dan Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.

Rosulullah bersabda :
Tiada seorang berdo’a, melainkan pasti diterima oleh Allah do’anya, atau dihindarkan daripadanya bahaya, atau diampunkan sebagian dosanya , selama ia tidak berdo’a untuk sesuatu yang berdosa atau untuk memutus hubungan silaturahmi.

QS.Yunus 89:
Sungguh telah diterima do’amu berdua (Musa dan Harun as) yaitu tentang kebinasaan Fir’aun maka hendaknya kamu berdua tetap istiqamah (sabar dalam melanjutkan perjuangan dan terus berdoa), dan jangan mengikuti jejak orang-orang yang tidak mengetahui.

Maka terlaksananya kebinasaan Fir’aun yang berarti setelah diterima do’a itu, sesudah 40 tahun.

Maka apabila engkau minta afiyah kepada Allah, mintalah menurut apa yang ditentukan oleh Allah untukmu (tidak mendikte Allah). Maka sebaik-baik seorang hamba ialah yang menyerah menurut kehendak Allah dan mempercayai bahwa yang diberikan oleh Allah itulah yang terbaik baginya meskipun tidak cocok dengan kemauan hawa nafsunya.

Dan syarat utama untuk diterimanya suatu do’a, ialah keadaan terpaksa. Keadaan terpaksa itu, bila merasa tidak ada sesuatu yang diharapkan selain semata-mata kurnia Allah.