budayakan Ilmu, Amal dan Dakwah ( silakan muat turun )

Followers

Tuesday, October 12, 2010

salam.. alhikam 1.( ibnu 'athoillah assakandari)


AL HIKAM –1

Janganlah kelambatan masa pemberian Allah kepadamu (padahal engkau bersungguh-sungguh dalam berdoa) menyebabkan patah harapan, sebab Allah telah menjamin menerima semua do’a dalam apa yang Ia kehendaki untukmu, bukan menurut kehendakmu dan pada waktu yang ditentukan-Nya, bukan pada waktu yang engkau tentukan.

Firman Allah :
Allah yang menjadikan segala yang dikehendaki-Nya dan memilihnya sendiri, tiada hak bagi mereka untuk memilih.

Sebaiknya seorang hamba (yang tidak mengetahui apa yang akan terjadi) mengakui kebodohan dirinya, sehingga tidak memilih sesuatu yang tampak baginya (sepintas lalu) baik, padahal ia tidak mengetahui bagaimana akibatnya. Karena itu bila Tuhan yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana memilihkan untukmu sesuatu, hendaknya engkau rela dan menerima pilihan Tuhan itu, walaupun pada lahirnya pahit dan pedih rasanya, namun itulah yang terbaik bagimu. Karena itu apabila berdoa, kemudian belum juga tercapai keinginanmu, janganlah keburu patah harapan.

Firman Allah :
Mungkin kamu membenci sesuatu padahal itulah yang baik bagimu, dan mungkin kamu suka pada sesuatu padahal itu tidak baik bagimu, dan Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.

Rosulullah bersabda :
Tiada seorang berdo’a, melainkan pasti diterima oleh Allah do’anya, atau dihindarkan daripadanya bahaya, atau diampunkan sebagian dosanya , selama ia tidak berdo’a untuk sesuatu yang berdosa atau untuk memutus hubungan silaturahmi.

QS.Yunus 89:
Sungguh telah diterima do’amu berdua (Musa dan Harun as) yaitu tentang kebinasaan Fir’aun maka hendaknya kamu berdua tetap istiqamah (sabar dalam melanjutkan perjuangan dan terus berdoa), dan jangan mengikuti jejak orang-orang yang tidak mengetahui.

Maka terlaksananya kebinasaan Fir’aun yang berarti setelah diterima do’a itu, sesudah 40 tahun.

Maka apabila engkau minta afiyah kepada Allah, mintalah menurut apa yang ditentukan oleh Allah untukmu (tidak mendikte Allah). Maka sebaik-baik seorang hamba ialah yang menyerah menurut kehendak Allah dan mempercayai bahwa yang diberikan oleh Allah itulah yang terbaik baginya meskipun tidak cocok dengan kemauan hawa nafsunya.

Dan syarat utama untuk diterimanya suatu do’a, ialah keadaan terpaksa. Keadaan terpaksa itu, bila merasa tidak ada sesuatu yang diharapkan selain semata-mata kurnia Allah.

No comments:

Post a Comment